Artikel


Kamis, 26 Juli 2012 15:34:51 WIB

Becak Mini, Pilihan Mainan di Bulan Puasa

KEMBANGAN (Pos Kota) – Becak Mini menjadi pilihan mainan untuk anak-anak disekitar kawasan Sentra Primer Kembangan Jakarta Barat terutama dibulan puasa ini sebagai tempat ngabuburit.”Sepuluh menit sewanya Rp 5.000/unit,”kata Roy, satu pengelola Becak Mini.
Setiap becak mini yang disewanya langsung dicatat melalui HP, sebagai tanda mengingatkan sewanya selesai. Tapi ada orangtua yang menyewa untuk anaknya sampai setengah  jam atau satu jam. Peminatnya cukup banyak, setidaknya setiap hari bisa mengantongi uang sewa Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu dari sore hari sampai malam.
”Kalau malam deretan lampu becak diantara bagian bawah dan atas berfungsi berwarna warni, sehingga lebih menarik anak-anak dan bisa kelihatan kebneradaan becak,”sambungnya.
Empat belas, 14, unit Becak Mini yang disewakan memang bukan buatan atau rancangan sendiri tapi merupakan pesanan dari produsen becak mini di Cirebon harganya tidak jauh dengan becak sebenarnya.”Satu becak mini harganya Rp 1,8 juta,”ucapnya.
Untuk menjaga keamanan becak maupun anak-anak yang mengendarai, tempatnya dipilih yang sangat terbatas seperti lahan kosong atau taman. Sedang bongkar muat Becak Mini ini dibawa dengan mobil cukup satu kali.
”Ketimbang narik becak beneran, mending menyewakan becak mini, masa sewanya cepat, terpantau dan membawa rezki lumayan dan tidak dilarang. Kalau becak beneran langsung dijaring petugas,” kata Roy, yang mengaku sudah 8 tahun menggeluti pekerjaan ini .
Ketika ditanya resiko bisnisnya, Roy menyatakan ban bocor karena terkena kawat, ranting pohon atau yang menaiki anak-anaknya berbadan besar.”Tapi kalau bannya sampai meleot karena yang naiknya gembrot, belum pernah, tuh,” ujarnya. (herman/dms)
Anak-anak tengah mengayuh Becak Mini yang disewanya di lahan kosong Sentra Primer Baru Barat Kembangan (herman)
SUMBER : WWW.POSKOTA.COM

Wahana Permainan Becak Mini di PKOR Wayhalim

 




CERIA: Becak mini menjadi wahana permainan di lapangan parkir PKOR Wayhalim yang diminati. FOTO IST
Banyak Peminat, Pengelolanya Dua Mahasiswa Unila
Becak mini. Itulah sebuah wahana permainan baru yang menghiasi lapangan parkir PKOR Sumpah Pemuda, Wayhalim, Bandarlampung, belakangan ini. Wahana permainan untuk anak-anak itu selalu ramai diserbu. Bahkan sampai harus mengantre untuk bisa merasakan sensasi mengayuh becak mini tersebut.
Laporan Widisandika, BANDARLAMPUNG
SORE itu ada sekitar empat orang yang mengantre becak untuk anak-anaknya di lapangan parkir PKOR Sumpah Pemuda.
Habibi Roli tampak sibuk mengatur becak-becak mini yang sudah dipesan. Setiap 10 menit, pemuda 24  tahun itu menulis jadwal pengantre becak, dan memberikan satu unit becak kepada pengantre untuk ditumpangi.
Mahasiswa asal Kabupaten Waykanan ini sesekali tersenyum saat ada peminatnya yang kebanyakan anak-anak meminta waktu lebih untuk mengayuh becak mini. ’’Sebenarnya ini kerjaan bareng kakak tingkat,” kata mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Universitas Lampung itu.
Pada awalnya, kata Habibi, rekannya Bayu Pramono mengajukan beasiswa program Wirausaha Unila. Lewat program tersebut dikucurkanlah dana bagi mahasiswa untuk memulai geliat bisnisnya.
’’Memang ada persyaratannya seperti IPK harus di atas 3. Nah kemudian Bayu mengajak saya untuk ikut bergabung,” paparnya.
Usaha Bayu dan Habibi bergulir dengan bermodal empat unit becak mini yang dipesan langsung dari Jakarta. ’’Modal awalnya kira-kira Rp6 juta,” kata dia.
Usaha itu dirintis sejak tiga bulan belakangan ini. Nah sekarang sudah ada penambahan dua unit becak dari hasl yang diperoleh mereka dalam menjalankan bisnisnya. Habibi yang berstatus sebagai karyawan Bayu juga sudah menikmati gaji dan bonus dari usaha tersebut. ’’Bonusnya 10 persn jika saya bisa mencapai target Rp100 ribu per hari,” ujarnya.
Nah, menurut Habibi, dalam sehari target yang dibebankan itu bisa tercapai, bahkan lebih. ’’Dengan tarif Rp5 ribu per sepuluh menit, kalau hari Minggu atau hari libur itu bahkan bisa sampai Rp200 ribu. Tetapi tergantung rezeki juga sih,” tuturnya.
Hanya, imbuh dia, bisnis becak mini ini tergantung jadwal dan waktu kuliah. Jika ada jadwal perkuliahan, maka bisnis itu harus ditutup sementara.
Di samping itu, salah satu kendala yang dihadapi untuk jangka pendek ini adalah persoalan tempat. Area PKOR Wayhalim tempat Bayu dan Habibi menjalankan bisnisnya sebentar lagi disulap menjadi area Lampung Fair (LF).
Keduanya bersiap-siap untuk pergi sebelum diusir dari tempat itu. Menurut Habibi, mereka lebih memilih tutup untuk sementara waktu selama gelaran LF dilangsungkan. Penghasilan mereka pun terancam terputus selama kurun penyelenggaraan LF. ’’Namanya juga usaha. Kalau jadi diusir, ya kami terpaksa pergi,” pungkas Habibi. (c1/adi)
( sumber: RADAR LAMPUNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar